Hujan 7 Hari

Sudah 7 hari di kota ini. 7 hari juga hujan tidak pernah absen dari kota ini. Alhasil, beberapa rencana untuk menjelajah kota ini gagal total. Hanya bertemuan dengan jendela kamar, sesekali ke depan persimpangan jalan lalu kembali lagi ke kamar. 7 hari yang sama kulihat Jalan-jalan kota ini basah, pecek. Kendaraan yang lalu lalang pun tidak menurunkan kecepatannya ketika melewati selokan. Alhasil, banyak mahasiswa yang teriak sambil mengucapkan sumpah serapah karna pengendara yang semena-mena menggunakan jalan.

Masih duduk ditemani secangkir kopi pahit panas sambil memandang keluar jendela. Hujan bukannya semakin reda, tapi semakin menjadi-jadi. Aku suka dengan kota ini. Selalu basah diwaktu pagi, menghantarkan lelah jiwa dengan lantunan rintiknya. Kalau dipikir-pikir.. hujan adalah salah satu saksi bisu dari setiap kisah manusia. Dibawah rintik hujan, langkah kaki dua sejoli berlalu dihadapanku. Saling menatap dengan senyuman sambil berlalu dengan cepat. Dibawah rintik hujan, Ibu paruh baya menggendong anak lelakinya yang memutarkan tangan memeluk leher ibunya. Dibawah rintik hujan aku menjadi bagian dalam babak kehidupkan ini: seorang wanita yang berjalan tergesa-gesa mengejar masa depan namun disaat bersamaan merindukan rumahnya.

Hujan itu unik, menurutku. Kehadirannya bisa memberikan rasa kelegaan, rindu yang terbangun, ataupun kenangan yang dibangkitkan setiap hujan gerimis mulai turun satu per satu.

Tinggal di kota ini membuat diriku belajar mencintai dan menikmati waktu hening ketika hujan mulai turun. Yang paling kusuka adalah saat kabut mulai merambahi jalan kota yang mulai lengkang. Terlihat mistis, sunyi, indah dipandang mata.

Ada rindu yang kulepaskan untuk dibawa olehnya

Ada harapan yang bisikkan dalam tiap rinai rintiknya

Ada kenagan yang membuatku tersenyum setiap memandang keluar jendela

 

Memang benar bahwa apapun yang diciptakan olehNya adalah indah apa adanya. Berteman dengan hujan, membuat aku belajar untuk berteman dengan keheningan dan menikmati setiap kejadian yang tersaji di depan mata. Selalu ada keindahan dimana saja.

Be Courageous

Rosa Parks (1913-2005) was the unknown seamstress who started the modern American Civil Rights Movement. On December 1, 1955, in the city of Montgomery, Alabama, she refused to move to the back of the bus after a white man got on board and wanted to sit in a front seat. Rosa’s mother believed “you should take advantage of the opportunities, no matter how few they were.” Rosa said that her lifelong acquaintance with fear made her determined and gave her the courage to appeal her conviction during the bus boycott that followed her arrest and conviction. The U.S. Supreme Court ruled that segregation on buses was unconstitutional. Parks was the first woman to receive the Martin Luther King Jr. Nonviolent Peace Prize.

Rosa refused to live in fear; she was determined to have what was rightfully hers, and her determination sparked government reform for all.

From Rosa’s life, we see that if one person is courageous enough to step out and attempt to do something about a problem, other people with the same desire will also come forward.

Pray: Lord, help me to always have the courage to not allow others to take what is rightfully mine. Help me to confront what is wrong with the truth of Your Word. Amen.

From the book The Confident Woman Devotional by Joyce Meyer. Copyright 2011 by Joyce Meyer. Published by FaithWords.

Sajak Di Bayang Luna

Air sungai menjadi tembaga
mendung turun di kaki langit
hutan ungu seperti dasar
samudra nan kelam

Suatu ketika,
musim bunga tiada lagi
bocah-bocah menangis:
love is a war
love is a battle

Kita bercinta dalam api,
lalu, benih-benih teori menjelma
Setapak politis tak berujung,
huruf-huruf sudah ditenun
untuk cacimaki
Doa-doa seragam
memahat laknat
bagi anak-anak turunan kita,

Kemudian,
kita menamainya
Investasi

Dax,
Sky Garden 2014
Sumber: Majalah Toun Edisi 9 – Oktober 2014